Selamat Datang di Situs akhmadshoim.blogspot.com Cp. 082323989890 e-mail: soimah49@gmail.com

Selasa, 16 April 2013

IAIN Walisongo Pionir Sertifikasi Pembimbing Haji


Semarang – IAIN Walisongo menjadi pionir pertama dalam program sertifikasi pembimbing haji Indonesia. Hal itu disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Anggito Abimanyu, di Aula IAIN Walisongo Semarang, Jumat (12/4).
Kementrian Agama RI menargetkan pada 2015 terdapat sebanyak 4.311 orang pembimbing haji tersertifikasi. Sertifikasi digalakkan untuk mengubah pola bimbingan yang semula berpusat pada prosesi haji akan ditambah dengan pengetahuan kebijakan haji.
Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak dipahami oleh calon jemaah haji, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon jemaah haji dengan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah.
Anggito mengatakan masalah kebijakan perhajian tidak banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon jemaah haji memerlukan informasi agar dalam menjalankan ibadah tenang dan tidak dilingkupi prasangka negatif.
"Kami tidak berniat mengintervensi pembimbing haji, tetapi perlu pembekalan yang komprehensif agar bisa menjawab pertanyaan calon jemaah haji khususnya pada kebijakan perhajian," ujarnya.
Rektor IAIN Walisongo, Prof Dr Muhibbin memaparkan, Fakultas Dakwah siap bekerjasama dengan Dirjend PHU dalam meningkatkan pelayanan haji. Pembimbing professional harus memiliki kemampuan leadership yang bagus serta memiliki penguasaan medan yang baik.
“Mahasiswa dakwah sudah banyak yang melakukan pendampingan di rumah sakit dan di lembaga permasyarakatan, hal ini bisa dijadikan masukan agar mahasiswa bisa melakukan pendampingan para calon haji yang berada di rumah sakit untuk memotivasi mereka,” tandasnya.
Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji Kemenag RI, Ali Rokhmad, menambahkan sertifikasi kali pertama digelar di Jawa Tengah melalui IAIN Walisongo pada tahun 2012. Dari 100 peserta, hanya satu yang tidak lolos sertifikasi.
Pihaknya berkomitmen sertifikasi bukan formalitas, sehingga jika tidak memenuhi standar maka tidak diluluskan. Tahun ini, lanjut Ali, ditargetkan tersertifikasi 400 orang pembimbing haji di empat wilayah, yakni Surabaya, Makasar, Jakarta, dan Medan.
Pembimbing tersertifikasi nantinya akan memandu 45 calon jemaah haji dalam proses pemahaman sebelum berangkat.
"Dari pembimbing tersertifkasi ini diharapkan muncul haji mandiri yang mampu survive saat beribadah," katanya.(Shoim)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites