Suara Merdeka, Kamis, 26 April 2012
KEJUJURAN, antikorupsi, dan
melayani masyarakat merupakan budaya unggul bangsa Jerman yang patut ditiru
bangsa kita, dalam menghadapi permasalahan di Tanah Air.
Sebab, Indonesia sekarang mengalami
krisis multidimensi. termasuk krisis moral dan kejujuran.
Tolkah MA, alumnus universitas
Cologne Jerman mengatakan, Jerman sangat mementingkan budaya jujur.
Hal ini terbukti dengan banyak
fasilitas umum yang tanpa penjagaan. Contohnya, membayar atau membeli tiket
trem/bus tanpa petugas penarik, membeli koran dengan membayar dan mengambil
sendiri tanpa ditunggui penjual, menggunakan student card untuk mendapatkan
berbagai fasilitas (gratis transportasi, diskon makan di menza, dan diskon
masuk museum), dan curang saat tes akan mendapat sanksi tegas.
’’Bila ini diterapkan di Indonesia,
sungguh mengagumkan. Ketika mau pinjam buku di perpustakaan, saya bisa meminjam
dalam jumlah yang banyak, puluhan bahkan ratusan. Mengembalikannya bebas. Bila
buku yang dipesan tidak ada, perpus akan mencarikan di perpustakaan lain bahkan
di kota lain tanpa biaya,’’ungkapnya.
Hal ini disampaikan di sela-sela
diskusi Lintas Budaya, ’’Membangun Budaya Unggul Bangsa Indonesia dengan
Bercermin pada Bangsa Jerman’’ dan peluncuran Pusat Pengembangan Budaya Unggul
Bangsa (PPBUB), Senin (16/4), di Auditorium Kampus IAIN Walisongo Semarang.
Jana Kehren, dosen Universitas
Leipsig Jerman, salah satu narasumber mengatakan, orang Jerman sangat
mementingkan kejujuran. Bahkan, kejujuran sudah melekat dalam kehidupan
sehari-hari.
Jones Ihlenfeldt, juga dosen
universitas yang sama juga mengatakan, bekerja harus tepat waktu. ’’Kami tidak
mengenal istilah jam karet. Kalau orang Jerman berbicara, tidak banyak
basabasi. ’’Jerman, mampu bangkit setelah diluluhlantakkan Amerika saat Perang
Dunia II, dan tumbuh menjadi bangsa kuat dan maju. Bahkan kini, Jerman menjadi
lokomotif Uni Eropa.
Salah satu contoh lain kejujuran
adalah soal tertib berlalu lintas. ’’Jika ada orang melanggar lalu lintas, dan
berusaha menyogok polisi, seketika itu sang polisi langsung marah dan segera
mnilang. Ini adalah bukti antikorupsi di Jerman,’’ tambahnya.(Akhmad Shoim,
pegawai Sub Bagian Humas IAIN Walisongo Semarang dan Litbang SKM Amanat-61)
0 komentar:
Posting Komentar