Semarang – IAIN Walisongo menjadi
pionir pertama dalam program sertifikasi pembimbing haji Indonesia. Hal itu
disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Anggito
Abimanyu, di Aula IAIN Walisongo Semarang, Jumat (12/4).
Kementrian
Agama RI menargetkan pada 2015 terdapat sebanyak 4.311 orang pembimbing haji
tersertifikasi. Sertifikasi digalakkan untuk mengubah pola bimbingan yang
semula berpusat pada prosesi haji akan ditambah dengan pengetahuan kebijakan
haji.
Kebijakan
pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak dipahami oleh calon jemaah haji,
sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pembimbing haji dituntut untuk
menjembatani calon jemaah haji dengan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah.
Anggito
mengatakan masalah kebijakan perhajian tidak banyak dikuasai oleh pembimbing
haji, padahal calon jemaah haji memerlukan informasi agar dalam menjalankan
ibadah tenang dan tidak dilingkupi prasangka negatif.
"Kami
tidak berniat mengintervensi pembimbing haji, tetapi perlu pembekalan yang
komprehensif agar bisa menjawab pertanyaan calon jemaah haji khususnya pada
kebijakan perhajian," ujarnya.
Rektor IAIN
Walisongo, Prof Dr Muhibbin memaparkan, Fakultas Dakwah siap bekerjasama dengan
Dirjend PHU dalam meningkatkan pelayanan haji. Pembimbing professional harus
memiliki kemampuan leadership yang bagus serta memiliki penguasaan medan yang
baik.
“Mahasiswa
dakwah sudah banyak yang melakukan pendampingan di rumah sakit dan di lembaga
permasyarakatan, hal ini bisa dijadikan masukan agar mahasiswa bisa melakukan
pendampingan para calon haji yang berada di rumah sakit untuk memotivasi
mereka,” tandasnya.
Kasubdit
Bimbingan Jemaah Haji Kemenag RI, Ali Rokhmad, menambahkan sertifikasi kali pertama
digelar di Jawa Tengah melalui IAIN Walisongo pada tahun 2012. Dari 100
peserta, hanya satu yang tidak lolos sertifikasi.
Pihaknya
berkomitmen sertifikasi bukan formalitas, sehingga jika tidak memenuhi standar
maka tidak diluluskan. Tahun ini, lanjut Ali, ditargetkan tersertifikasi 400
orang pembimbing haji di empat wilayah, yakni Surabaya, Makasar, Jakarta, dan
Medan.
Pembimbing
tersertifikasi nantinya akan memandu 45 calon jemaah haji dalam proses
pemahaman sebelum berangkat.
"Dari
pembimbing tersertifkasi ini diharapkan muncul haji mandiri yang mampu survive
saat beribadah," katanya.(Shoim)
0 komentar:
Posting Komentar