Selamat Datang di Situs akhmadshoim.blogspot.com Cp. 082323989890 e-mail: soimah49@gmail.com

Senin, 02 April 2012

Pengembangan Usaha Garam Di Kabupaten Jepara


Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) se-Kabupaten Jepara, mendapatkan pelatihan dan sosialisasi Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) tahun 2012. kegiatan diikuti oleh sekitar 50 peserta se-Kecamatan Kedung, dari desa Kedung Malang, Panggung, Kalianyar, dan Surodadi. Acara pelatihan dan sosialisasi bertempat di Kampus Marine Station Universitas Diponegoro, Teluk Awur, Jepara, Kamis (29/3).
Pembukaan pelatihan dilakukan oleh wakil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara. Para peserta terlihat antusias dan apresiatif terhadap kegiatan tersebut. Tiga narasumber didatangkan guna mengisi pelatihan tersebut.
Ahma Sofuan, M.Si mengatakan, Kabupaten Jepara dapat menjadi pemasok garam Jepara dalam jumlah yang besar, untuk memenuhi kebutuhan nasional, baik untuk garam konsumsi maupun garam industri. Lahan usaha garam Jepara berpusat di kecamatan Kedung dengan luas Persil Tambak Garam 722,4 Hektar.
”Guna meningkatkan produktifitas garam, kuncinya adalah bagaimana mempercepat terjadinya evaporasi atau penguapan air laut / menuakan air laut. Perlu ketelitian pengolahan lahan tambak garam. Penggunaan teknologi yang dapat mempercepat penuaan air laut sangat diperlukan, yaitu teknologi yang dapat meningkatkan kandungan NaCl dan warna atau visual yang bagus,”tandasnya.
Munawarto, dari Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan pedoman teknis pemberdayaaan usaha garam rakyat (Pugar) tahun 2012. ”Pedoman ini dilakukan guna menyamakan persepsi dalam penyaluran BLM Pugar 2012. sebagai acuan teknis bagi seluruh pelaksana kegiatan, baik ditingkat pusat maupun daerah,” ungkapnya.
H.Misron, salah satu peserta pelatihan, ketua dari Kugar ”Bahari” Kalianyar mengatakan, kami sangat senang dengan diadakannya pelatihan tersebut. Harapannya nanti, hasil garam yang kami kelola mampu mencapai target pemda Jepara dan menghasilkan panen garam yang semakin melimpah. ”saya berharap musim garam, sebelumnya diadakan pelatihan peningkatan kualitas dan kuantitas pembuatan garam. Ben hasile iso akeh tur garame putih lan resik,” ungkap petani garam seusai pelatihan.
Ahmad Zaini anggota kugar ”Bahari” menambahkan, kalau pengalaman membuat garam sudah dua puluh tahun, tapi baru beberapa kali saja pemerintah daerah mengadakan pelatihan. ”Nah, dengan adanya pelatihan ini sangat membantu para petani garam guna meningkatkan hasil produksinya,”tambahnya.
Marihati, dari Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia Semarang mengatakan, bahwa kualitas garam Bahan Baku (BB) dipengaruhi oleh kebersihan dan senyawa-senyawa lain yang tidak dikehendaki yang ada dalam kristal garam, yaitu: CaSO­4, MgCl2, Mg SO4, dan KCl.
Ketidakmurnian garam bahan baku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kopresipitasi (pengendapan bersaman dari NaCl, CaSO4, MgCl2, MgSO4). Kedua, penempelan lindi Induk pada permukaan kristal garam. Ketiga, pengaruh dasar meja.
”Cara peningkatan kualitas dan kuantitas garam BB adalah: air laut sebagai faktor bahan baku pembuatan garam. Kedua, keadaan tanah pada areal yang serapannya sedikit. Ketiga, cara kerja, yaitu proses pembuatan garam mulai dari peningkatan kadar garam sampai menjadi kristal garam, sehingga akhirnya dapat dipanen.
Akhmad Shoim, Anggota Kugar ”Bahari” Kalianyar, pegawai SDUT Bumi Kartini Jepara.

2 komentar:

IJIN SHARE UNTUK Pusat Informasi Masyarakat Pesisir jepara Demak

Maksih atas masukannya..!!

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites