Selamat Datang di Situs akhmadshoim.blogspot.com Cp. 082323989890 e-mail: soimah49@gmail.com

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 29 April 2013

IAIN Sediakan Beasiswa Bagi Siswa Muslim Thailand


Semarang - Kampus IAIN Walisongo menyiapkan beasiswa penuh bagi mahasiswa muslim Thailand yang akan studi di ilmu keislaman IAIN Walisongo. Rektor IAIN, Prof Dr Muhibbin menyediakan 15 orang bagi siswa muslim Thailand yang belajar di kampus IAIN.
Hal itu disampaikan Prof Muhibbin kepada pimpinan Pengajian Tinggi Islam Daarul Maarif (Petidam) Thailand di ruang sidang rektor, Kamis, (25/4). Mereka yaitu H Ahmad Amrullah Wakil Ketua Majelis Petidam, Muhammad bin Amrul Rahman Ketua Petidam dan Bukhori Dosen di Petidam Thailand.
Amrullah mengatakan, kami mengharapkan beasiswa dari perguruan tinggi Islam di Indonesia agar para siswa kami bisa belajar agama islam lebih mendalam. “Tujuan studi beasiswa ke depan agar setelah lulus nanti bisa mengamalkan ilmunya kepada muslim di Thailand,” paparnya.
Disamping itu, kami juga menjalin kerjasama dengan penandatanganan MoU agar memiliki payung hukum yang jelas. Saya berharap hubungan ini tetap berjalan, dan berguna bagi kedua lembaga.
Prof Muhibbin menyambut baik usulan permohonan beasiswa tersebut. Saya juga berharap IAIN bisa memberikan beasiswa studi keislaman kepada Negara tetangga Indonesia. Rencana yang akan direalisasi yakni Negara Thailand, Fhilipina, dan Timor-Timor.
“Harapannya agar mahasiswa nanti setelah lulus bisa memahamkan konsep bahwa islam agama damai dan agama yang toleran. “islam itu tidak mengajarkan teror, Jika ada orang muslim kok suka menyebarkan teror dan berbuiat kekerasan, sebenarnya subtansinya dia bukanlah seorang muslim sejati, akan tetapi teroris,” tegasnya.(soim)

Kamis, 25 April 2013

Mahasiswa IAIN Walisongo Juara I Debat Bahasa Arab Nasional


Semarang - Tiga mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Juara I Debat Bahasa Arab Se-Indonesia dalam Festival Timur Tengah (FTT) Pesona Negeri 1001 Malam, di Universitas Islam Jakarta, pada Sabtu (20/4) kemarin.
Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Nayla Rohmah Fakultas Ushuluddin semester 4, Farida Ayu M Fakultas Tarbiyah semester 4, dan M Samsul Arifin Fakultas Ushuluddin semester 2. Mereka menyisihkan 32 peserta dari perguruan tinggi se-indonesia yang mengikuti lomba debat bahasa arab.
Pembantu Rektor III, Dr Darori Amin mengatakan, kami sangat bangga mahasiswa meraih juara I tingkat nasional. “Kami akan tingkatkan skill mahasiswa di segala bidang, tidak hanya bahasa arab saja,  agar setiap ada lomba bisa meraih juara dan menyabet tropi, minimal masuk tiga besar,” paparnya.
Kasubag Kemahasiswaan, Ahmad Fauzin menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diraih mahasiswa IAIN Walisongo. “Kami akan terus meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang bahasa arab di UKM Nafilah agar prestasi ini tetap dipertahankan,” tandasnya.
Menurutnya, penggodokan mahasiswa di bidang bahasa arab maupun inggris tetap akan ditingkatkan. Tentunya juga di bidang karya ilmiah, MTQ dan bidang lainnya.(soim)

IAIN Walisongo-MNC Group Tandatangani MoU


Semarang - Institut Agama Islam Negeri Walisongo tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan MNC Group dalam bidang layanan siaran keagamaan dan bidang tri dharma perguruan tinggi.
Penandatanganan dilakukan  Hary Tanoesoedibjo dari MNC Group bersama Rektor IAIN Walisongo yang diwakili Pembantu Rektor IV Dr Sholihan MA, Sabtu (15/4) di aula 1 kampus 3 IAIN.
Hary mengatakan, kami memiliki banyak media elektronik maupun cetak, kami juga punya MNC Muslim. “Kami akan senang jika IAIN Walisongo membantu pada layanan siaran keagamaan di MNC Group terutama di MNC Muslim yang kami bina,” papar pengusaha asal Surabaya tersebut.
Dia menambahkan, kerjasama ini nanti akan kami tindak lanjuti dalam bentuk riil. “Silahkan untuk berkiprah di MNC Muslim, insyaallah akan kami realisasikan dalam bentuk kerja riil, misalnya pemberdayaan SDM dari IAIN untuk siraman rohani di MNC Muslim atau dalam bentuk mahasiswa magang.
Sholihan, Pembantu Rektor IV Bidang Kerjasama menandaskan, kami sangat bersyukur bisa kerjasama dengan MNC Group yang punya banyak media di Indonesia. Dia mengharapkan bisa membantu mengembangkan layanan siaran keagamaan di MNC Muslim yang dibina bapak Hary.
“IAIN memiliki jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah, harapan kami nanti MNC group bisa jadi tempat magang mahasiswa IAIN,” ujarnya.(shoim)

Senin, 22 April 2013

Peringati Hari Bumi, IAIN Gencarkan Kampus Car Free Day


Semarang - Dalam rangka memperingati hari bumi sedunia, kampus IAIN Walisongo dibebaskan dari berkendaraan bermotor. Rektor IAIN Walisongo mendukung kegiatan tersebut dengan tujuan agar kampus bebas dari polusi dan asap kendaraan bermotor.
Prof Muhibbin mengatakan, kami mendukung kampus car free day agar suasana di kampus 2 dan kampus 3 bebas polusi dan bersih dari asap kendaraan. “Kami mengharapkan kampus sehat dan bersih. Hal ini bertujuan untuk memperingati hari bumi sedunia. Kampus IAIN turut menjaga atmosfer bumi agar terbebas dari pemanasan global,” paparnya.
Ketua panitia kegiatan Mawapala IAIN Walisongo Semarang, Umar Hasan menandaskan, tujuannya kampus car free day ini bertujuan menjadikan kampus IAIN menjadi kampus yang peduli dengan lingkungan, kami juga mengharapkan IAIN menjadi kampus konservasi.
Setelah menyetop mobil dan sepeda motor masuk kampus, kegiatan akan dilanjutkan dengan bersih-bersih kampus. “Para mahasiswa bareng-bareng memungut sampah plastik yang berserakan di jalan raya dan membedakan sampah organik dengan non organik,” tandasnya.
Dosen Fakultas Syariah Moh Syaifullah mendukung kegiatan ini, mahasiswa maupun  dosen seharusnya jalan kaki menuju kampus. Selain menjaga agar tubuh tetap sehat dan menjaga lingkungan, suasana kampus bisa menjadi tenang dan tidak semrawut. “Membudayakan kampus sehat dan bebas dari polusi memang patut kami dukung untuk kesehatan bersama,” tambahnya.(soim)

Muslimat NU Jateng Peringati Harlah Muslimat ke-67


Semarang - Muslimat NU Jateng menggelar Peringatan Harlah Muslimat NU ke-67 dengan tema mengawal NKRI melalui Pendekatan Keadilan, Persatuan dan Kesejahteraan.
Peringatan digelar di Hall Masjid Agung Jawa Tengah dan dihadiri Ibu Gubernur Jateng Sri Suharti Bibit Waluyo, Ketua Muslimat NU Jateng Prof Dr Hj Ismawati, Dra Hj Mursyidah dari Muslimat Pusat, dan pengurus Muslimat NU Cabang di Kabupaten/Kota di Jateng, Sabtu (20/4).
Ketua Muslimat NU Jateng, Prof Dr Hj Ismawati mengatakan, sampai sekarang Muslimat NU berjuang menjaga keutuhan bangsa.  NU sangat mendukung keutuhan NKRI, hal ini sudah dideklarasikan di maktamar NU di Situbondo.
“Muslimat mengutamakan pendidikan kaum perempuan, partisipasi muslimat sangat penting kepada  warga Muslimat dengan memberi pelatihan kepemimpinan, baksos KB bekerjasama dengan BKKBN di 12 titik di Jawa Tengah, pelatihan menjahit dan ketrampilan di Balai Latihan dan Diklat (BLK) Swasta,” paparnya.
Muslimat juga memberi bantuan Ribuan Bibit Pohon dalam rangka Hari Bumi Sedunia. Pemberian diberikan secara simbolis oleh ketua Muslimat NU Jateng Prof Dr Hj Ismawati kepada pengasuh Panti Asuhan Darul Hadlonah Hj Salma.
Ketua Umum Muslimat NU Pusat yang diwakili Dra. Hj Mursyidah mengatakan, muslimat jumlahnya 12 juta se-Indonesia. Hal ini merupakan organisasi dengan massa yang terbanyak di Indonesia. Ini sangat luar biasa. Muslimat itu kader tersolid di Indonesia, kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan RI.
Dia menambahkan, Muslimat mengutamakan perjuangan perempuan yang bekerja siang malam di semua sektor tanpa membebani APBD. Misi Muslimat adalah terwujudnya masyarakat sejahtera berkualitas yang dijiwai ahli sunnah wal jamaah, jadi NKRI masuk dalam misi Muslimat. Muslimat sampai sekarang menjaga keutuhan NKRI dan tidak pernah mencederai NKRI.
“Tahun 2010 Muslimat Tekad, yang digalakkan dengan BKKBN, lima tahun berikutnya tahun 2015 Muslimat Cerdas, kemudian tahun 2020 Muslimat berkualitas, dan tahun 2025 Muslimat diharapkan pada tataran mandiri,” tandasnya.
Program KB tidak akan sukses tanpa Muslimat, pendidikan perempuan yang memperjuangkan adalah Muslimat, termasuk hakim perempuan merupakan perjuangan kesetaraan gender oleh Muslimat.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, Dr Najahan Musyafak, Pengurus tanfidziyah NU menambahkan, di tengah – tengah persoalan bangsa yang tidak menentu, tema NKRI sangat penting, kita banyak dipengaruhi oleh radikalisasi agama, yang sudah menyebar di lembaga pendidikan dan masjid-masjid. Kita harus extra hati-hati dan waspada kaitannya dengan ideology. Kita jaga bersama agar keluarga kita tetap pada jalur nahdlatul ulama dan aliran ahli sunnah waljamaah. Jangan sampai agama dijadikan permainan dalam politik.
Muslimat juga mengumumkan Juara I, II, dan III program baksos KB. Juara I diraih oleh Kabupaten Brebes, Peringkat II diraih Kabupaten Tegal, peringkat direbut Kabupaten Magelang. Tropi diberikan secara simbolis oleh Ibu Gubernur Jateng Sri Suharti Bibit Waluyo didampingi ketua BKKBN Jateng
Terakhir Mauidzoh hasanah disampaikan KH Hadlor Ikhsan dengan judul pentingnya peran perempuan dalam Al-Quran. Dia menghimbau kepada ibu Muslimat bahwa dalam kegiatan apapun sisipkan ilmu fiqih keluarga. Peran ibu dalam keluarga sangat penting dalam mendidik karakter dan akhlak putra-putrinya. Akhmad Shoim (IPNU Cabang Semarang)

Selasa, 16 April 2013

IAIN Walisongo Terjunkan 814 Mahasiswa KKN di Demak


Demak – Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang menerjunkan sebanyak 814 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-60 Tahun 2013, di pendopo Kabupaten Demak, Selasa (16/4).
Ketua LPM IAIN Walisongo, Dr Muhsin Jamil  memaparkan bahwa peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis Masjid di Demak akan disebar di 62 desa di 4 kecamatan yaitu Demak, Karang Tengah, Guntur dan Karangawen.
Penerjunan Mahasiswa KKN dilakukan Rektor IAIN Walisongo, Prof Dr Muhibbin disambut Bupati Demak yang diwakili Kepala Bappeda Demak Drh Tri Puji Lestari dan Haryanto Kabid Pemsosbud Demak.
Prof Muhibbin mengatakan,  tema KKN ini yaitu Posdaya Berbasis Masjid. Ia menandaskan kepada para peserta agar melakukan proses perubahan masyarakat, pola pikir, dan kreatifitasnya di masyarakat.
“Di harapkan peserta KKN bisa mewujudkan gerakan masyarakat dalam kemandirian dan kesejahteraan, dengan pembangunan dan pengembangan diri keluarga masyarakat melalui sinergisitas lima pilar.
Lima pilar tersebut meliputi, masyarakat, pemerintah setempat, perguruan tinggi, donatur dan lembaga sosial. “Karena dengan Lima pilar itu yang akan bersinergi menghilangkan kemiskinan, ketidakberdayaan dan masalah sosial lainnya,” jelasnya.
Dia berpesan agar mahasiswa senantiasa menunjukkan kebaikannya di masyarakat, lebih-lebih menjadi teladan bagi mereka. ”Sebab para peserta adalah duta besar IAIN, mahasiswa harus bisa membaur dengan masyarakat,” katanya.
Drh Tri Puji Lestari memaparkan, masyarakat Demak berharap mahasiswa KKN dari IAIN mampu menumbuhkan kesejahteraan, meningkatkan kreatifitas, serta menciptakan kerukunan bersama. “Menjaga kehijauan lingkungan, pengelolaan sumber daya lokal, serta membantu sosialisasi pentingnya perlindungan anak dan KDRT lewat KP2PA dan program posyandu,” tandasnya.
Ada tiga poin tujuan KKN yaitu pengintegrasian dari unsur pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral. ”Intinya, belajar dan bekerja di lapangan ikut menyelesaikan persoalan masyarakat.” Ujarnya.
Hadir juga dalam penerjunan Para Pembantu Rektor serta Para Dekan Fakultas, Camat dari keempat kecamatan tersebut yaitu, Edy Suntoro Camat Demak, Ardhito Prabowo Camat Karang Tengah, Muhammad Syahri Camat Guntur dan Yulianto Camat Karang Awen.

Gubernur dan Walikota Hadiri Pagelaran Wayang Kulit di IAIN Walisongo


Semarang - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Walikota Semarang Hendi Hendrar Prihadi  menghadiri pagelaran wayang kulit yang didalangi oleh Ki Enthus Susmono dengan lakon Ontorejo Mbalelo di lapangan bola kampus 3 IAIN Walisongo Semarang, Ahad dini hari, (7/4).
Keduanya disambut Rektor IAIN Walisongo Prof Muhibbin dan Dirjend Kominfo RI, Drs Freddy HTulung MUA. Acara ini terselenggara oleh Direktorat Jenderal  Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian KOMINFO RI bekerjasama dengan ikatan alumni IAIN Walisongo dalam rangka sosialisasi untuk membangun Indonesia damai. Pagelaran wayang mengusung tema deradikalisasi untuk membangun perdamaian di Indonesia.
Dalam sambutannya, Bibit Waluyo menandaskan bahwa radikalisme harus kita bendung dan hentikan bersama. Gerakan radikalisme harus kita sudahi karena berdampak pada maraknya tindakan teroris.
“Yang harus diuatamakan yaitu kebersamaan, memegang jiwa nasionalisme,  caranya dengan menciptakan keramahan dan kecerdasan,” paparnya.
Menurutnya, banyak nilai-nilai pesan moral yang ada di dalam seni wayang. Pesan moral itu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami menggharapkan situasi jawa tengah yang kondusif, aman, damai, sejahtera. Anak muda sekarang harus punya sopan santun, serta memiliki ketakutan terharap orang tua,” tambahnya.
Ki Enthus mengatakan dalam tokoh wayangnya Gareng: Aku seneng nek IAIN Walisongo iku wayangan saben tahun, mboh sopo dalange rak dadi masalah. Sing penting iso nguri-nguri wayang sebagai cagar budaya Jawa Tengah
“Saya prihatin terhadap pendidikan di jawa Tengah ini, pelajaran wayang tida ada, akan tetapi setiap Ujian Nasional selalu ada gambar wayang. Ini sungguh ironis,” keluhnya.
Turut meramaikan acara, miss Megan, Sinden asing dari Amerika Serikat, yang baru 2 bulan di Indonesia, serta  ingin belajar wayang di Jawa. Hadir pula Abah Mansur Hidayat, guru agamanya para dalang, yang mengajari dalil-dalil agama dalam ilmu pewayangan.
Beberapa tembang langgem dilantunkan diantaranya, bali ndeso bangun ndeso oleh Bibit Waluyo, Kidung suci, doane nabi Ibrahim, langgem kacang ijo, dandang gulo marwo bumi soko kitab Badiatus Syuhur, sholawat padang bulan Habib Lutfi dan yang lainnya.(shoim)

Gusmus: Kearifan Lokal Harus Dijaga Bersama


Semarang - Kearifan lokal harus dijaga dan dikembangkan bersama-sama. Pengembangan itu dilakukan dengan menjaga dan melestarikan budaya bangsa termasuk budaya Jawa.
Hal itu disampaikan Mustofa Bisri panggilan akrab Gus Mus, Wakil Rois Aam PBNU dan budayawan nasional saat mengisi acara seminar nasional bersama Gus Mus dengan tema “Memperkokoh Kearifan Lokal Sebagai Pondasi Pembangunan Karakter Bangsa” di aula I kampus 1 IAIN, Minggu, (14/4).
“Upaya memperkokoh kerifan lokal bangsa, diantaranya kita harus bersama-sama nyengkuyung mengembangkan kearifan lokal. Menghidupkan kembali kearifan lokal dengan melestarikan budaya bangsa misalnya wayang kulit, budaya Jawa, dan budaya lain di Indonesia. Bagi masyarakat yang lupa terhadap kearifan lokal, ya perlu kita ingatkan,” paparnya.
Wayang itu merupakan kearifan lokal yang tidak melanggar syariat Islam. Kenapa wayang sebagai cagar budaya bangsa bikinan Sunan Kalijaga Raden Said Lokojoyo, salah satu Walisongo kok dijauhi para santri, itu kan harus dirawat dan diuri-uri.
“Wayang itu adaptasi  dari kisah Mahabarata dan Ramayana dari India. yang skenarionya sudah di masuki ajaran-ajaran Islam. Kalo kita mencocokkan wayang Indonesia dengan India tidak sama karena sudah di rubah oleh Sunan Kalijaga. Misalnya, Drupadi dalam versi mahabarata India itu istrinya orang lima, jadi poliandri, istrinya Yudistira, istrinya Bima, Arjuna, Nakulo dan Sadewo. Oleh sunan kalijogo dirubah drupadi hanya istrinya Yudistira,” tegasnya.
Sunan Kalijaga bikin wayangnya juga paham Ushuluddin, dalil man suwaro suurotan, tidak membolehkan membuat patung manusia. Wayang itu bukan manusia, karena matanya cuma satu, makanya dikatakan semata wayang, tangannya beda dengan orang.
“Sunan Giri gak bisa menghukumi secara fikih, karena itu bukan manusia. Tapi ketika dimainkan Sunan Kalijaga, wayang itu seperti manusia nyata,” tandasnya.
Keseimbangan Dunia-Akhirat
Dia menambahkan, kearifan lokal itu juga terkait dengan keseimbangan dunia dan akhirat, merasa cukup dan bersyukur terhadap pemberian Allah. Karena kearifan lokal itu memandang dunia, intinya memandang dunia itu apa?. 
“Jangan menganggap dunia itu segalanya, itu menyalahi kearifan lokal. Kita juga tidak boleh melecehkan dunia bahwa dunia itu gak penting, tapi kita beri nilai berapa dunia itu. Keseimbangan nilai antara dunia dan akhirat itulah yang paling penting,” tambahnya.
Gusmus mencontohkan, kenapa kita harus ngrampok uang rakyat kalo kita sudah punya uang banyak. Kenapa? Karena kita memandang dunia itu segalanya. Ini hal pokok yang perlu diperhatikan. “Kita harus kembali ke kearifan lokal. Kita memandang dunia itu apa adanya, hanya ampiran, mampir ngombe saja, atau kalo agak lama mampir hotel, rodo suwe,” ungkapnya yang disambut tawa para peserta seminar.
Energi anda untuk dunia dan energi anda untuk akhirat itu harus proporsional. Allah berfirman: wabtaghi fiima aatakallah al-daaroh akhirah. Di dunia ini kita bekerja, tapi juga untuk kebahagiaan akhirat, jangan melulu dunia terus.
“Sebagai orang yang berilmu, kita bisa hidup di dunia sekaligus mementingkan akhirat. Kalo kita punya ilmunya, kita bisa tidur sekaligus beribadah, kita makan sekaligus beribadah, kita tidak makan sekaligus beribadah, kita tidur sekaligus beribadah,” papar penagsuh Ponpes Radlautul Thalibin Rembang tersebut. (Akhmad Shoim, IPNU Cabang Semarang)

IAIN Walisongo Pionir Sertifikasi Pembimbing Haji


Semarang – IAIN Walisongo menjadi pionir pertama dalam program sertifikasi pembimbing haji Indonesia. Hal itu disampaikan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Anggito Abimanyu, di Aula IAIN Walisongo Semarang, Jumat (12/4).
Kementrian Agama RI menargetkan pada 2015 terdapat sebanyak 4.311 orang pembimbing haji tersertifikasi. Sertifikasi digalakkan untuk mengubah pola bimbingan yang semula berpusat pada prosesi haji akan ditambah dengan pengetahuan kebijakan haji.
Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak dipahami oleh calon jemaah haji, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon jemaah haji dengan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah.
Anggito mengatakan masalah kebijakan perhajian tidak banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon jemaah haji memerlukan informasi agar dalam menjalankan ibadah tenang dan tidak dilingkupi prasangka negatif.
"Kami tidak berniat mengintervensi pembimbing haji, tetapi perlu pembekalan yang komprehensif agar bisa menjawab pertanyaan calon jemaah haji khususnya pada kebijakan perhajian," ujarnya.
Rektor IAIN Walisongo, Prof Dr Muhibbin memaparkan, Fakultas Dakwah siap bekerjasama dengan Dirjend PHU dalam meningkatkan pelayanan haji. Pembimbing professional harus memiliki kemampuan leadership yang bagus serta memiliki penguasaan medan yang baik.
“Mahasiswa dakwah sudah banyak yang melakukan pendampingan di rumah sakit dan di lembaga permasyarakatan, hal ini bisa dijadikan masukan agar mahasiswa bisa melakukan pendampingan para calon haji yang berada di rumah sakit untuk memotivasi mereka,” tandasnya.
Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji Kemenag RI, Ali Rokhmad, menambahkan sertifikasi kali pertama digelar di Jawa Tengah melalui IAIN Walisongo pada tahun 2012. Dari 100 peserta, hanya satu yang tidak lolos sertifikasi.
Pihaknya berkomitmen sertifikasi bukan formalitas, sehingga jika tidak memenuhi standar maka tidak diluluskan. Tahun ini, lanjut Ali, ditargetkan tersertifikasi 400 orang pembimbing haji di empat wilayah, yakni Surabaya, Makasar, Jakarta, dan Medan.
Pembimbing tersertifikasi nantinya akan memandu 45 calon jemaah haji dalam proses pemahaman sebelum berangkat.
"Dari pembimbing tersertifkasi ini diharapkan muncul haji mandiri yang mampu survive saat beribadah," katanya.(Shoim)

Kamis, 11 April 2013

Pro Kontra RUU Ormas


Oleh: Akhmad Shoim*
Pembahasan RUU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang akan disahkan besok hari Jum’at 12 April oleh Dewan Perwakilan Rakyat banyak menuai pro dan kontra.
Pihak yang pro berasal dari para anggota dewan yang berpendapat bahwa adanya RUU Ormas nanti bisa mengurangi konflik anarkisme antar kelompok. Dalam hal ini, pemerintah (DPR) seolah-olah memaksakan pengesahan RUU Ormas yang banyak menuai kritik agar segera menjadi Undang-Undang.
Meskipun begitu, pemerintah seharusnya melibatkan Ormas-Ormas yang ada untuk memberikan masukan serta kontribusinya terkait RUU Ormas. Karena RUU nanti akan berdampak langsung terhadap hidup mati serta maju atau mundurnya Ormas yang ada di tanah air.
Sementara pihak yang kontra berasal dari sebagian besar Ormas terbesar di Indonesia. Diantaranya yaitu Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, HTI, KPMP, dan yang lainnya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan menolak rancangan RUU Ormas tersebut, dengan alasan dikhawatirkan menimbulkan sikap represif dan otoriter serta membuka intervensi pemerintah terlalu banyak terhadap Ormas. RUU Ormas dianggap mengebiri kebebasan berorganisasi masyarakat sipil. Harus ada pembedaan antara ormas, yayasan dan perkumpulan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan RUU Ormas dihapus saja, hal itu disebabkan naskah RUU kurang melihat faktor kesejarahan Ormas dalam kontribusinya terhadap pembentukan NKRI. Sementara Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menolak terhadap adanya RUU Ormas tersebut. HTI menganggap sejumlah pasal memberatkan ormas. Di antaranya pasal 2 dimana HTI menganggap akan adanya penghidupan kembali ketentuan asas tunggal, pasal 7 terkait larangan berpolitik bagi ormas, dan pasal 58, 61, dan 62 mengenai kontrol ketat ormas oleh pemerintah karena dikhawatirkan akan kembali seperti zaman orde baru.
Terdapat beberapa pasal yang tidak sesuai dengan kebanyakan Ormas di Indonesia. Pasal-pasal yang terdapat dalam RUU Ormas mengandung terlalu banyak kelemahan dan kesalahan. Beberapa kelemahan tersebut adanya tumpang tindih hukum UU yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu perlu diperhatikan sebelum RUU ini disahkan.
Dasar kontroversi RUU Ormas terhadap pasal-pasal yang ada, di pasal 1 definisi ormas terlalu luas. Di pasal 8-14 pendirian ormas yang mengaburkan bentuk organisasi, antara perkumpulan, ormas, yayasan. Pasal 15-18 aturan menganai kewajiban pendaftaran bagi seluruh ormas. Surat keterangan terdaftar dikeluarkan oleh menteri dan kepala daerah. Pasal 50 larangan terhadap multitafsir. Pasal 51-53 ketentuan sanksi membuka peluang bagi pemerintah untuk membubarkan atau membekukan ormas.
Perlu diketahui bahwa, RUU ini dapat melemahkan eksistensi masyarakat sipil. Inkonstitusional karena bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28, serta memasung kebebasan berserikat. RUU Ormas tidak memiliki urgensi yang jelas. Bisa jadi hal ini meluas untuk mengontrol kelompok yang peduli terhadap HAM, pekompok peduli anti korupsi ataupun kelompok yang  peduli lingkungan .
Semua itu menunjukkan, RUU Ormas potensial digunakan kekuasaan untuk menekan organisasi masyarakat sipil. Ada semangat anti-demokrasi dengan keinginan mengontrol masyarakat terlalu ketat.
Masyarakat sipil seolah-olah menjadi bulan bulanan anggota dewan, yang seenaknya membuat undang-undang tanpa memperhatikan pekentingan masyarakat banyak. Tentunya masih banyak RUU lain yang lebih penting untuk dibahas, misalnya pembaruan UU tentang Yayasan dan Perkumpulan. Sudah lengkap kritik terhadap kelakuan buruk anggota dewan.  Nama rakyat dijadikan tameng untuk memperkaya diri, suka jalan-jalan menghabiskan uang Negara, suka korupsi, melakukan tindakan amoral, membuat kebijakan yang tidak pro-rakyat.
Penulis berharap adanya solusi kongkrit dalam menangani masalah ini. Pertama, semua pasal-pasal yang bermasalah dan lemah seharusnya dibenahi bersama perwakilan pimpinan Ormas yang ada. Kedua, jangan sampai kedepan muncul pengekangan, pembatasan ataupun pemberangusan pemerintah terhadap Ormas-Ormas yang ada seperti pada masa Orde Baru. Jika solusi itu bisa tercapai maka penulis yakin tidak akan ada lagi kontroversi dalam pemutusan RUU Ormas menjadi Undang Undang.
Demikian juga, agar RUU nanti sesuai dengan harapan masyarakat sipil, maka perlu ada komunikasi antara Pansus RUU Ormas dan sejumlah organisasi masyarakat. Pansus RUU Ormas harus mendengarkan dan mempertimbangkan semua aspriasi yang disampaikan oleh sejumlah organisasi masyarakat.
*Litbang SKM Amanat IAIN Walisongo.


Minggu, 07 April 2013

Forsima Jateng Gelar Diskusi Inklusifitas bersama HTI dan LDII


SEMARANG –  Akhir-akhir ini, aksi kekerasan dan fenomena konflik yang seringkali terjadi baik intern maupun antarumat beragama. Bahkan, kekerasan juga terjadi antar kelompok. Hal itu harus disikapi dengan perdamaian serta sikap yang inklusif terhadap kelompok atau ormas lain.
“Inklusifitas ini diperlukan, ormas-ormas Islam maupun kelompok tertentu hendaknya tidak bersikap eksklusif dengan pendapatnya pribadi,” ungkap Singgih Tri Sulistyono,  pengurus HTI Jawa Tengah dalam diskusi bertajuk  Inklusifitas Beragama dalam Perspektif Aliran Agama Islam di Indonesia yang diselenggarakan Forsima PAI Jateng, HMJ PAI IAIN, dan LKAP PMII Rayon Tarbiyah, di aula kampus IAIN Walisongo, kemarin.
Dalam penjelasannya, Singgih Saptadi menegaskan bahwa tujuan HTI adalah mengembalikan kehidupan Islami. Aturan Islam bisa tegak dengan adanya khilafah Islamiyah. untuk tetap menjaga keutuhan tersebut, perlu adanya pemahaman inklusifitas keagamaan.  
“Khilafah Islamiyah ini merupakan sistem kepemimpinan tunggal dalam umat Islam. Yakni seorang pemimpin yang menjalankan pemerintahan Islam di seluruh dunia,” ujar  lulusan program doktoral Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Prinsip khilafah yang digagas HTI, lanjut Singgih Saptadi, berupaya mengembangkan kehidupan Islami yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Ketua LDII, Prof Dr Suparman Syukur MA menjelaskan, bahwa toleransi antar umat beragama atau toleransi antar madzhab dan aliran dalam umat seagama hingga kini masih diselimuti persoalan.
“Tugas mahasiswa sekarang adalah mencari titik temu agar antar aliran dapat terkomunikasi dengan baik,” ujar Guru Besar Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo.
Lebih lanjut, bapak berkaca mata ini menjelaskan, cara menyatukannya adalah dengan adanya rumusan dan adanya paradigma baru. “Kita bisa hidup dalam satu ormas, dan membuka hubungan silaturahmi dengan ormas lain,” tambahnya.
 Suparman mengharapkan, forum ini bisa menjembatani untuk komunikasi yang efektif sehingga terjalin sinergitas dalam pengawalan kebijakan-kebijakan, khususnya yang menyangkut pendidikan agama Islam.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites